Posts Tagged ‘Cerpen Romantis’

Berbeda Arah

Posted: 08/07/2015 in Romantis
Tag:

Cahaya lampu taman berpijar menyinari rintik air hujan yang turun ke bumi. Endru bersama kekasihnya Aisyah terus berciuman di atas motor Ninja. Sementara cahaya kilat yang kian menerpa bumi tak sanggup mengusik Endru dan Aisyah yang terus saja menikmati indahnya cinta mereka.
“mungkinkah selamanya kita tetap bersama seperti saat begini. sementara kita sadar dan tahu resikonya. Ayahmu seorang Pendeta dan ayahku seorang ustad.. ini benar-benar gila Ndru..?” Aisyah mulai tak tahan dengan beban di hatinya yang kian menumpuk selama ini.
“cintalah yang berbicara sayang, cinta yang membuat kita satu tanpa alasan kenapa? Kita menjalani semuanya begitu saja Sampai kita sadar kita telah lupa caranya berpisah.” Endru sebisa mungkin mencoba merendam emosi dalam diri mereka, sementara hujan malam ini perlahan mulai hilang dalam kesunyian dalam saksi cinta yang begitu tulus tanpa syarat, rasa yang datang tanpa bisa dibendung, ditolak untuk pergi.

Laju motor Ninja kian menyusuri jalan yang terendam air. Aisyah pulang dengan basah kuyup sambil menutup pintu rumah kencang, jam dindingnya terus berputar menuju 19:25 wib. Ayahnya sedang sholat sementara ibunya terus memandang sebuah foto pada gelas kaca, dimana sebuah foto Aisyah yang sedang berciuman mesra dengan Endru. Sejenak Aisyah berhenti memandang ibunya dalam. ia merasa malu pada dirinya sendiri, ia tak menyangka Ibunya akan menemukan gelas bergambar foto mesranya bersama Endru. waktu ulangtahunnya yang ke-16 Endru memang memberi hadiah itu. Aisyah dan Ibunya saling terdiam lama seperti keheningan menjalar di sekeliling mereka. Aisyah merasa bodoh sekali membiarkan kamarnya terbuka.

Ibunya menaruh pelan gelas itu pada tempatnya dengan lemah, tergambar jelas rasa kecewa pada Aisyah putri cantiknya. “Maafkan aku bu..!” Aisyah memohon pada ibunya yang tak mampu bicara. Ibunya berjalan pelan sekali dan berlalu. Ayah Aisyah selesai sholat dan ia tahu, ia sadar betul apa yang terjadi. harusnya ia lebih ketat menjaga Aisyah. atau setidaknya melarang Aisyah berhubungan lagi dengan Endru. tapi ia tak bisa memarahi putri semata wayangnya. Sayangnya terlalu dalam pada Aisyah.

Semntara itu Endru tak tenang. Dari tadi ia membolak-balik bingkai foto di hadapannya. Ia mencari jalan untuk menjauh dari Aisyah. Semakin ia berpikir ia merasa semakin rindu pada sosok Aisyah.

Cinta telah menaruh sosok Aisyah di hatinya. Sosok lembut dengan jilbab merah muda itu sungguh cantik parasnya. maklum saja ayah Aisyah memang asli Arab dan ibunya manado.

Semakin hari cinta itu semakin kuat. Sosok Aisyah telah terpenjara di hati Endru, sementara sosok Endru telah terpenjara di hati Aisyah. meski mereka sadar ada sebuah medan yang menghalangi cinta mereka. Bukan orang pertama atau orang kedua tapi agama. Medan yang terlalu hebat untuk mereka singkirkan,

“teng.. nong… neng…” bunyi hp Endru berbunyi dan disana tertera Nama Aisyah. “klik..” “halo… halo… halo… Aisyah…” tak ada suara Aisyah. Hanya kesunyian yang melatunkan kehehingan panjang dan hp dimatikan.

Endru duduk menatap kaca jendela dan tiba-tiba hpnya kembali bergetar. Sebuah sms dari Aisyah masuk.

“kalau sayang.. aku lebih sayang, kalau cinta aku lebih cinta.. tapi mau seperti apa lagi hubungan kita. Aku tak mungkin menghianati agamaku.. keluargaku hanya untuk mu sayang..”

Endru membaca pesan itu dengan ribuan pertanyaan. ia sadar berulang kali di setiap pertengkaran mereka. Di setiap
Pertikaian mereka pasti masalah agama.
Aisyah selalu membuat kejutan dan selalu ingin menjadi wanita yang sempurna di mata Endru, hanya supaya kelak Endru mau mengikuti menjadi seorang mualaf. Sementara Endru pun demikian halnya. Setiap alasan di suasana romantisnya hanya untuk membuat Aisyah menjadi kristen.

Dua hal bertentangan, bagai langit dan bumi yang tak mungkin menyatu. dan kini cinta Aisyah dan Endru seperti magnet yang selalu tarik menarik. yang kuat yang bertahan. namun tenyata alasan cintalah yang membuat mereka membuang jauh-jauh rasa sesal itu. memendam sendiri setiap hasrat yang tak mungkin lagi di obati kecuali oleh rindu yang selalu memeluk tubuh erat dikala sepi datang dalam keheningan.

3 tahun berlalu Aisyah dan Endru semakin terikat dalam cinta yang semu dimana orang tua masing-masing sangat menentang hubungan ini.

Ayah Endru sangat marah. Tapiia coba mengerti apa yang tersembunyi dibalik kedua mata anaknya. Ia sadar Aisyah juga merasakan alasan yang sama dengan Endru,

semntara Orang tua Aisyah tak habis pikir setan apa yang menari-nari indah di otak anaknya sehingga Aisyah bisa jauh tenggelam di hari manis bersama Endru. Atau mungkin saja ini cinta sejati tanpa perbedaan. sungguh mereka ikut tenggelam dalam nuansa bening oleh air mata aisyah yang selalu berharap dan berharap Endru merubah keputusannya untuk bersamanya dalam suka maupun duka.

Endru berdiri menatap bayangan senja yang kian kuat menantangnya untuk tersenyum manis, namun tatapan dusta itu liar melukiskan segalanya. Betapa ia pun kini tak bisa jauh dari Aisyah.

4 tahun mereka saling mengenal dalam cinta yang kian membara sekarang terbawa arus cinta yang lain.

Aisyah dijodohkan dengan Anak Ustad. Pilihan yang sangat sulit bagi Aisyah karna ia sama sekali tak mencintai Jodohnya kini. Di setiap mimpinya di setiap doa malamnya. Di palung hatinya yang terdalam di situ hanya terlukis sebuah nama Endru.

Endru sangat sedih sekali, berkali-kali ia mer*kok dan batuk-batuk karena memang ia tak pernah mer*kok. Ia mencoba minuman keras yang tak pernah ia minum, yang terjadi justru ia muntah. Dan yang lebih parah dari itu adalah ketika ia mencoba meny*let pergelangan tangannya berkali-kali, namun ia sadar berkali-kali ia meny*let hanya darah segar yang menetes dari tangannya. Di hatinyan tetap saja sakit itu semakin liar menari dengan indahnya. semua karena Aisyah yang akan menikah dengan jodohnya minggu depan.

“cantik sekali kamu dengan gaun indah ini. Selamat menempuh hari baru ya sayang” ibu Aisyah berkata sambil terus membelai rambut aisyah. sementara Aisyah tak bergeming sedikitpun, ia seakan pasrah pada takdir. Ia menyalahkan dirinya. Ia menyalahkan Endru yang tak menghalangi pernikahan ini.

“tapi ya sudahlah semoga Endru menemukan seseorang yang lebih baik dariku. Tak akan ada aku lagi.. tak akan ada yang mengusik sepinya atau sekedar menggodanya kala hatinya sepi tak terobati.” batin Aisyah terus bergejolak

Aisyah terus saja menatap badut di pernikahannya. Badut itu berdiri tak jauh dari tempatnya. Badut dengan kostum beruang itu adalah Endru dan Aisyah sadar betul namun ia tak punya satu pilihan untuk bangun dan menyambut sosok itu. Badut itu membuka topengnya dan menaruh sebuah kado di dekat bunga-bunga yang berjejer dan berlalu.

Aisyah bangkit berlari menyambut badut itu. Tanpa malu ia memeluk dan mencium mesra Endru di depan semua orang.
“dasar bodoh.. kamu harus kuat ya? Ingatlah hari ini sayang dan hari-hari sebelum saat dimana hanya kamu dan aku. Namun kini tuhan telah menghadirkan tulang rusuk untuk ku. aku tak bisa menghindar dan berlalu selain mencoba menitipkan cintamu padanya. Buktikan suatu saat kau pun bahagia walau dengan yang lain. walau tak ada lagi aku disini.. di hatimu..”

Endru terdiam mencoba memaknai setiap kata yang tak mungkin di lupakannya. walau hanya dalam mimpi panjang. Terutama sosok yang memberinya banyak arti.

Cinta…
rasa sakit…
sepi…
senang…
gundah…
marah…
benci…
bosan…
muak…
kesal…
tersenyum…
keheningan…

cemburu dan kedamaian…

Untuknya selalu belajar cinta tak harus memiliki. Dan ia telah membutikan cintanya walau harus ada rasa sakit di hatinya kini.

Endru berlalu sendiri saat hujan yang turun mulai meninggalkan rintiknya dalamn kesunyian, sepi sendiri.
rasa yang sama. seperti dulu.
menapaki jalan-jalan yang penuh genangan air mencari secerca harapan di hari esok untuknya tetap menanti sosok seperti Aisyah mewarnai hari kelam ini.

Sumber Klik Disini :

Hari ini rencana anak-anak untuk menyeberang ke pulau kecil tanpa nama itu batal total. Dengan sangat terpaksa mereka tidak jadi pergi ke sana, pasalnya air laut sedang pasang. Dan pulau tersebut tampak nyaris tenggelam ditelan air laut.

Kini lima remaja belia itu hanya berdiri di tepian pantau sambil memandangi pulau itu dengan perasaan yang tak bisa dilukiskan. Antara menyayangkan, kecewa dan damai. Gala sejak tadi mengintip pulau itu pakai teropongnya. Asyik banget kelihatannya. Sandra sejak tadi mencuri pandang ke arahnya. Makin lama Sandra makin merasa, bahwa cowok keren ini makin oke aja. Sampai Sandra merasa heran pada dirinya sendiri. Ini dianya yang makin oke atau hati ini makin teracuni perasaan-perasaan sentimental yang tak tau kapan datangnya.

Sandra memjamkan matanya. Sambil menghela napas pelan. “Kamu nggak apa-apa San?” Tak tau pundak Sandra disentuh lembut. Sandra kaget kecil. Gala. “I’m okey…” Sahut Sandra pelan. “Mau pinjam teropong?” Gala menyodorkan teropongnya. “Pulau itu tinggal seperempat kini.”
Tanpa berkata apa-apa Sandra meraih teropong itu. Lalu mengarahkannya pada pulau tanpa nama. Gala yang ada di sampingnya memandangi gadis itu dengan lembut. Saat angin laut membuat rambut Sandra menutupi wajah ayunya, Gala dengan tangan kanannya merapikan rambut gadis itu. Tentu saja Sandra jadi kaget.

Namun Gala malah tersenyum lembut “Kamu… Kamu manis banget…” Sandra lebih kaget lagi. “A-ap-apa maksudmu?” Gadis itu tergagap. Wajahnya merah. Gala makin melebarkan senyum kerennya. Lalu menggeleng. “Ah enggak kok, saya cuma suka melihatmu dalam keadaan seperti sekarang ini.” “Emangnya kenapa?” “Nggak pa-pa.” “Kenapa sih?” “Mm, manis…” “Oh ya?” “Iya.” “Bener?” “Sumpah!” Sekarang gentian Gala yang memerah wajahnya. Anak itu sempat tersipu. Dan Sandra tersenyum melihat cowok itu jadi salah tingkah.

“Ah Gala, rupanya kamu baru tau ya kalau aku manis? Dari dulu aku sudah manis, kok. Kamu aja yang enggak merhatiin.” Sandra malah menggoda Gala. “Siapa bilang aku enggak merhatiin kamu?” Entah bagaimana Gala bisa kelepasan ngomong kayak gitu. “Oh ya?” Sandra surprise banget. “Benarkah kamu merhatiin aku?” Gala agak salah tingkah. “Ng, yah…terus terang iya.”

Ada gemuruh di dada Sandra. Sekuat tenaga ia menahan gejolak di relung-relung hatinya yang paling dalam. Gejolak yang sanggup membuat rona merah di pipinya yang ranum. Tapi ia tetap berusaha untuk tidak ge-er dulu. Sesaat Sandra tak bisa ngomong apa-apa. Gala apalagi. Lalu cowok itu menunduk. “San, saya…” “Apa?” Sandra sempat dag dig dug. Duh apa ini saatnya dia mengucapkan kata-kata klise itu? Apa sekarang? Waduh, gimana ya? “Ng…” Tiba-tiba penduduk setempat datang menghampiri tempat itu, dan mengangguk pada Gala dan Sandra.

“Selamat pagi,” ucap seorang laki-laki yang memakai topi nelayan. “Maaf kami ini adalah wakil dari para nelayan di sini, yang mau mengucapkan banyak terima kasih pada adik-adik sekalian. “Iya, kami mau berterimakasih sambung yang satunya lagi, yang memakai kaos garis-garis merah, sambil mengangguk hormat. Gala dan Sandra sempat kaget kecil. “Mau berterimakasih? Ng berterimakasih untuk apa, Pak? Bukankah kita belum pernah bertemu sebelumnya?” “Begini, Dik. Selama ini kami para nelayan di sini selalu ketakutan karena ulah para penyelundup itu. Karena mereka itu sering merampas ikan-ikan hasil tangkapan kami, yang susah payah kami peroleh di tengah laut. Mereka sebenarnya perompak alias bajak laut. Apa yang kami miliki selalu dirampas secara paksa. Jadi kami merasa tidak aman mencari ikan di laut.” Papar lelaki bertopi itu.

Bersamaan dengan itu, Ali, Rio, dan Lita datang mendekat. Membaur dengan mereka. “Tapi syukur Alhamdulillah, mereka semua tertangkap polisi, Insya Allah kehidupan kami jadi aman. Dan untuk itu, kami berterimakasih pada adik-adik yang telah bekerja sama dengan polisi meringkus mereka.”
“Iya, Dik. Dan sebagai ucapan terimakasih, terimalah cemeti ini sebagai kenang kenangan…” Yang memakai baju garis-garis merah itu mengeluarkan sebuah cemeti dari dalam tas yang sejak tadi dibawanya. Lalu diserahkan-nya pada Gala.

Gala menerima cemeti itu dengan senang. Indah sekali cemeti tradisional itu, gagangnya ada pernak pernik warna perak dan biru, Jika dipecutkan di udara, akan menimbulkan suara ledakan yang cukup sangar. Tar-tar-tar! Gala ce-es berterimakasih atas pemberian tersebut. Mereka saling bersalaman dan empat nelayan itu pamit pulang.

Di rumah bibi, saat Sandra ce-es mau pamit pulang ke Surabaya, ternyata paman sudah pergi ke Sampang untuk membeli makanan udang. Dan paman menitipkan sepucuk surat untuk Sanda. Bibi menyerahkannya pada Sandra. Buru-buru Sandra membacanya. Sendirian.

Buat Ananda Sandra…
San, maaf paman harus keluar kota untuk mengurusi tambak udang paman. Jadi tidak bisa mengantar Sandra dan teman-teman. San, paman bangga mempunyai keponakan sepertinmu. Pintar, kreatif, gesit, berpikiran luas dan cantik. Ah, andai saja paman mempunyai keponakan sepertimu. Betapa senangnya hidup paman dan bibi. Sandra, paman amat berterimakasih atas nasehatmu tadi malam. Itu adalah hal yang amat berarti bagi pamanmu ini. Kamu telah menyadarkan paman dari kekeliruan yang selama ini paman jalani. Terimakasih, San. Paman bangga padamu… Salam buat papa dan mama, juga teman-temanmu.
Pamanmu, Iqbal.

Sandra melipat surat itu. Hatinya biru, matanya sayu. “Hei, San! Jadi pulang, nggak?” teriak Rio tau-tau dari balik pintu. Sandra buru-buru menyimpan surat itu di saku celananya. “Jadi dong! Emangnya kamu kagak mau pulang?” “Iya, sih. Asal sama kamu.” Seloroh Rio. “Dih.” “Lho kok dih?” “Soalnya enak di kamu, eneg di aku!” “Hahahahaha…” Rio cekakakan kayak drakula. Sementara di teras depan telah menunggu Gala, Ali dan Lita yang udah siap hengkang dari sini. Anak-anak mencium tangan bibi dan meninggalkan rumah bibi diiringi lambaian tangan. Sampai kendaraan itu hilang di tikungan.

Kapal penyeberangan Trunojoyo telah meninggalkan pelabuhan Kamal sepuluh menit lalu. Kini telah berada di tengah selat Madura. Menyeberang menuju pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Deru mesin terdengar membaur dengan ombak yang tersibak. Mata Sandra menatap kosong laut lepas. Sementara Gala masih asyik dengan teropongnya. Sedang Ali dan Lita berada di ruang duduk sambil nonton tv. (lebih…)

Firasat

Posted: 06/24/2015 in Romantis
Tag:

Pagi ini terasa sepi hanya tetesan embun dan semerbak udara pagi yang menyapa pagiku. Seakan semua kebahagianku terengut semenjak kejadian itu, kejadian yang membuatku ingin lari dari kenyataan.

Namaku sefia aku bekerja di salah satu perusahan bank swasta, mungkin tinggal hitungan minggu aku akan melepas masa pacaranku dengan sesorang bernama nino yang bekerja sebagai fotografer menjadi status pernikahan.

Kriinnnggg suara handphoneku berdering.. Setelah kulihat ternyta nino menelfonku
“hallo sayang”. Suara nino begitu nyaman didengar
“iya sayang ada apa?”
“15 menit aku jemput untuk kita ambil undangan pernikahan sekalian fitting baju..”
Dengan nada girang aku menjawabnya “siap calon suamiku, aku siap-siap dulu sayang, bye…”

Tidak ada 15 menit suara klakson mobil nino seakan sudah memberi tanda untuk aku segera turun, dengan bergegas aku lari menghampiri nino

Sesampainya di butik kami segera turun dan fitting baju masing-masing. Terdengar suara nino dengan nada bercandanya “ah.. Aku tidak cocok dengan baju ini terlalu ribet” dengan spotan sefia menjawab, “kamu selalu gitu tidak serius dengan pernikahan kita kalau memang tidak nyaman batalin saja pernikahan ini biar saja semua orang tau kalau kita batal nikah..”
Nino dengan kedewasaannya menenangkan sefia.. “sayang kamu tau aku kan memang orangnya gini suka bercanda” sefia menjawab “terserah…”
Setelah hening beberapa saat sefia mengajak untuk diantarkan pulang karena kebetulan sefia meminta cuti di perusahaannya 1 minggu untuk mempersiapkan pernikahannya.

Sesampai di rumah sefia langsung beristirahat di depan tv, tak beberapa lama sefia ketiduran dan bermimpi aneh nino membawanya di atas gedung dengan memakai baju putih nino mengatakan “sayang maaf ya aku tidak bisa mewujudkan mimpi kita untuk hidup bersama”

Ting tung ting tung.. Bel rumah sefia berbunyi yang memaksa sefia bangun dari mimpi buruknya
“iyaaa sebentar..” lalu sefia membuka pintu ternyta petugas komplek yang meminta iuran kebersihan segera sefia memberikan dan petugasnya permisi pergi

Sefia kembali duduk di depan tv sambil berfikir arti mimpi tersebut, dalam hatinya berkata “tuhan ada apa ini ada apa dengan nino?” sambil matanya tertuju melihat kalender yang mengarah ke tanggal pernikahannya yang kurang 5 hari lagi.

Malam ini nino janji untuk menemani sefia mencoba katering untuk resepsi pernikahannya.. Jam menunjukan pukul 19.00 tapi nino belum datang, akhirnya sefia mencicipi sendiri, ketika sefia asyik dengan makananya handphone sefia berdering kringgg… Ternyta nino menelfonnya “maaf sayang malam ini aku tidak bisa datang, pokoknya kamu pilih sendiri, aku yakin kok pilihan makananmu pasti enak.” tanpa menjawabnya sefia langsung menutup telfon nino karena kesal.

Sefia meninggalkan meja makan dan tidur. Sefia kembali bermimpi aneh itu kini nino memberinya sebuah kunci sambil tersenyum. Sefia hanya berkata “kunci apa ini sayang” nino hanya tersenyum dan mencium kening sefia, seketika sefia bangun kanget dalam hatinya berkata “tuhan ada apa ini, ada apa dengan nino?”

Seperti pagi biasanya nino menjemputuku untuk sarapan bareng di salah satu rumah makan langganan kami. Sambil menunggu makanan datang sefia browsing rumah dan matanya tertuju pada rumah minimalis, langsung dia mengatakan pada nino “sayang aku mau rumah kita seperti ini” dengan nada malas nino menjawabnya “he em” sambil sibuk dengan handponenya.. Sefia kesal dan cemeberut “sayang kamu sebenarnya niat nggak sih dengan pernikahan kita” nino lagi-lagi hanya menjawab “he em..” setelah mereka makan nino menghantarkan sefia pulang karena kebetulan nino ada tugas memotret model.. Di perjalanan sefia melihat toko bunga mawar lalu sefia meminta nino untuk berhenti.. Sefia turun nino pun ikut turun “sayang aku mau rumah kita kelak ditanami bunga mawar merah ini” tanpa nino berkomentar nino menggalkan sefia dengan meberitahukan bahwa dia harus berangkat kerja dan meminta sefia pulang naik taksi.

Sefia bingung dengan sikap nino yang seakan cuek dengan pernikahannya sampai-sampai sefia berfikiran kalau nino punya wanita lain, akhirnya sefia memutuskan untuk mengikuti nino. Dia langsung mengambil kunci mobil menyusul nino bekerja. Tiba-tiba di jalan sefia melihat mobil nino berhenti di salah satu rumah mewah, tak lama kemudian ada seorang cewek menghampiri mobil nino, betapa hancur perasaan sefia, di dalam mobil sefia hanya bisa menangis sambil terus mengikuti mobil nino. Mereka berhenti tepat di sebuah rumah minimalis yang dipenuhi bunga mawar merah. Sefia tidak kuat langsung meninggalkan mereka berdua.

Di rumah sefia hanya menangis dan berkata “tuhan kenapa nino jahat akankah pernikahanku gagal” lamunan sefia harus berkahir ketika nino datang. “kenapa sayang? Kamu sakit?” sefia hanya menjawab “ngak papa sayang, mungkin capek.” sefia berkata “kamu tidak akan menambahi apa-apa di pernikankan kita atau kamu punya usul apa gitu” nino hanya menjawab “aku percaya pilihan kamu sayang tapi ada satu yang belum” tiba-tiba nino mengambil cicin dari sakunya “ini sayang”, lalu nino mencoba memasangkan cicin di tangan sefia tanpa sengaja nino menjatuhkannya dan cincin itu jatuh.
Deeggg hati sefia tersentak “tuhan kenapa ini?” nino hanya mengucap “maaf sayang” dan mencoba mengambil cicinnya.. “sayang istrahat ya besok adalah acara pernikahan kita. Aku sayang kamu”

Hari yang ditunggu-tunggu tiba dengan didampingi kedua orangtua sefia kelihatan cantik mengenakan gaunnya dan nino pun kelihatan ganteng dengan jasnya… Nino kanget “sayang kamu cantik sempurna” dengan nada sadis sefia menjawabnya “maaf sayang aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini terlalu banyak rahasia yang kau sembunyikan” sefia lari dari acara itu, nino mengejarnya “sayang tunggu maksud kamu apa sefia” hanya berkata sambil lari “tidak ada pernikan sayang” tak lama kemudian terdengar suara praakkk… Sefia menengok ke belakang, nino sudah tergeletak karena tertabarak mobil, sefia menghampiri nino “sayang sayang bangun…”
Ternyata apa yang dikatakannya benar tidak ada pernikahan antara mereka berdua karena nino telah meninggalkan sefia untuk selamanya… Dan cewek yang ditemuni nino itu datang memberi kunci “ini yang dititipkan nino untukmu, aku dan nino hanya teman dari kecil dan kebetulan kami ketemu lagi ketika nino memotretku saat acara launching sekolah modelku, kamu salah paham justru apa yang kamu lihat saat nino menjemputku itu karena kebetulan nino menyuruhku untuk mencarikan rumah ini untukmu” sambil cewek yang bernama sisi itu menunjukan rumah tepat dimana dulu aku melihat nino berdiri dengan cewek ini, segera kubuka gerbang rumah tersebut dan betapa kangetnya halamanya ditanami bunga mawar ternyata apa yang aku minta nino penuhi dari rumah minimalis pekarangan bunga mawar, walapun dulu nino cuek dengan semua apa yang aku minta tanpa ku tau diam diam nino mempersiapkannya “tuhan aku menyesal dengan kebodohanku ini yang membuatku harus kehilangan orang yang aku cintai orang yang terbaik untukku, tuhan apa ini arti mimpi-mimpi itu aku benar–benar menyesal”
Sefia hanya bisa menyesali kebodohannya dan mengenang nino untuk selamanya… Ternyta maksud mimpi kunci itu nino memberikan kunci rumah dan pernikahan itu tidak akan ada tepat seperti apa yang nino katakan di mimpi sefia.

“jangan pernah meragukan cinta orang yang tulus mencintai kita karena pada dasarnya cinta itu tidak perlu diumbar cukup dengan kita diam dan memberikan yang terbaik untuk orang yang kita cintai sudah menjadi cukup berarti”

Sumber Klik Disini :

“Di kelas ini kedatangan murid baru, perkenalkan diri kamu nak” ucap guru berkerudung itu, “perkenalkan nama lengkap saya siti badriah, teman-teman bisa panggil saya siti, dan saya pindahan dari smp cinta bumi, salam kenal teman-teman” ucap siti memperkenalkan diri. “wah manis sekali anak itu” ucap edo dalam hati, “nah siti silahkan kamu duduk di bangku yang kosong di sebelah ani” ucap guru. Siti lalu duduk di bangku itu, “hay, perkenalkan nama aku siti” ucap perempuan berwajah manis, “aku udah tau kok, perkenalkan nama aku ani” ucap perempuan berkulit putih.

Bel istirahat berbunyi saatnya murid-murid untuk istirahat, 3 orang perempuan mendekati siti dan ani, “hey siti ini teman-teman aku” ucap ani, “hey kenalkan nama aku rina” ucap perempuan berambut ikal, “namaku mawar” ucap perempuan berkulit hitam mulus, “namaku fatimah” ucap perempuan berwajah dewasa, “salam kenal namaku siti” ucap siti.
“hey-hey boleh kenalan gak manis” ucap edo berkulit putih, “apa sih do sana-sana pergi” ucap ani, “padahal kan aku cuma pengen kenalan aja ni” ucap edo, “kaga bisa pergi tidak atau kamu mau aku cubit” ucap ani dengan galak, siti hanya tersenyum, “iya-iya aku pergi” ucap edo, setelah edo pergi siti bertanya, “orangnya terkesan jahat?” ucap siti, “tidak, dia itu orangnya baik tapi begitu, bawel menurut aku” ucap ani, “ih si bos, bilang aja suka sama dia, buktinya bos bagus-bagusin dia” ucap rina meledek, “ih apa sih rin bantuin aku war, rina ngeledek aku” ucap ani, “kaga ah bos aku bantuin rina aja” ucap mawar meledek, “udah-udah kita ke kantin yuk” ucap siti, “bener itu, aku laper nih” ucap fatimah.
Sesampai di kantin, edo mendekati siti dan berkata “siti, ini coklat untuk kamu” ucap edo, “beneran coklat itu buat aku?” ucap siti, “becanda coklat ini untuk aku” ucap edo meledek, muka siti sedikit memerah karena malu dan kesal, untungnya edo berbicara dengan pelan jadinya orang-orang yang berada di kantin tidak mendengar mereka berdua, “hey ani yang tadi cowok di kelas itu namanya siapa?” ucap siti, “itu edo, hati-hati deket sama dia, dia itu orangnya jail” ucap ani, “oia ni kita kan harus nemuin pak hanri di kantor” ucap fatimah “oia, sit aku pergi dulu ya sama yang lain, kamu tidak apa-apa kan ditinggal sendiri” ucap ani, “iya tidak apa-apa” ucap siti. Setelah siti puas jajan lalu siti kembali ke kelas, saat siti jalan lalu siti terjatuh, dan disana ada edo, “hahaha, jatuh” tawa edo sambil menjulurkan tangannya, “makasih ya” ucap siti sedikit malu, “kamu tidak apa-apa kan” ucap edo, “iya tidak apa-apa kok” ucap siti. Lalu mereka berteman dan semakin lama semakin akrab, hingga tiba suatu hari dimana mereka berdua saling jatuh cinta.

“SITI AKU CINTA KAMU” ucap edo “maaf do bukan karena aku tidak suka kamu, tapi” ucap siti, “tapi apa?, coba kamu jelaskan ke aku” ucap edo sedikit kecewa, “setelah aku lulus dari sini aku akan pindah, aku akan pindah ke surabaya do, aku disuruh ayah untuk sekolah disana” ucap siti bingung, “memangnya mengapa kalau kita pacaran jarak jauh” ucap edo, “kamu tidak apa-apa kalau kita pacaran jarak jauh” ucap siti, “tidak siti, walaupun kita nanti jauh tapi aku akan merasa dekat karena kamu selalu ada di hati aku” ucap edo, “baik do, aku mau jadi pacar kamu” ucap siti tersenyum, “ini mawar merah untuk kamu ucap edo, mereka pun jadian di taman sekolah. Lalu siti memberi tau temannya bahwa ia sudah jadian “hey rin, fatimah, mawar, ani, tau gak aku jadian loh sama edo” ucap siti “wah mana nih pajaknya” ucap rina, “ih iri aku kan mau punya pacar” ucap mawar, “sama doni aja kamu mawar, dia kan cinta mati sama kamu” ucap fatimah meledek, “ih apa sih gak mau ah dia kan orangnya culun” ucap mawar, mereka pun tertawa semua.

Tibalah saat perpisahan, “sit, kita sekolah di smk hayalan yuk” ucap ani, “iya nanti kita ambil jurusan yang sama biar kita bisa bersama-sama lagi” ucap rina, “maaf ya teman-teman, aku harus pindah ke medan, aku harus sekolah disana” ucap siti, “yah sit, jangan pindah” ucap mawar sedikit sedih, “iya sit, jangan pindah” ucap fatimah, “tapi tenang kok, kita masih bisa pesan-pesanan, aku janji nanti aku akan nemuin kalian” ucap siti, “siti pasti kami akan merindukan kamu” ucap ani sedikit lebay, “siti kemari” panggil edo dari kejahuan, “teman-teman aku pergi dulu ya” ucap siti, “ada apa do” ucap edo, aku mau ngasih cincin ini untuk kamu” ucap edo sambil memberikan cincin perak itu ke tangan siti, “do maaf ya besok kita udah gak bisa bertemu lagi, aku harus pindah” ucap siti, “ya aku gak apa-apa, kamu jaga diri ya disana, dan cincin itu sebagai kenang-kenangan kita jadi, aku mohon jaga cincin itu dengan baik” ucap edo, “iya edo, pasti, kamu juga ya ingat cinta kita itu akan abadi untuk selamanya” ucap siti.

Keesokan hari, “siti, ayo cepat masuk ke mobil, jangan sampai telat” ucap bapaknya siti, “iya pah, tunggu sebentar lagi” ucap siti, lalu siti memasuki mobil, lalu mereka pergi dengan papah siti yang menyetir. Di perjalanan edo menelepon siti, lalu siti mengakat telepon tersebut “hallo do, aku lagi di jalan ini” ucap siti, “kamu hati-hati ya sayang, aku juga lagi menuju bandara, aku mau melihat kamu untuk terakhirkalinya hari ini beb” ucap edo, “beb, makasih ya udah perhatian ke aku” ucap siti senang.

Tibalah siti di bandara, sambil berjalan siti melihat kiri dan kanan mencari edo, begitu pula edo melirik kiri dan kanan mencari siti, edo lalu menelepon siti, siti pun mengangkatnya “sit, kamu lihat ke belakang deh” ucap edo dalam telepon, saat siti melihat ke belakang siti melihat edo tersenyum sambil melambaikan tangan “hati-hati ya” ucap edo sambil melambaikan tangan, siti pun membalas dengan senyuman walaupun siti sedih karena harus berpisah dengan edo, siti pun pergi dengan cepat karena ia tidak mau ketinggalan pesawat.

Satu jam perjalanan siti pun sampai ke tempat tujuan. “edo aku udah sampai” pesan singkat yang siti sampaikan untuk edo, hingga beberapa jam siti menunggu balasan dari edo, tapi edo tidak membalas. Lalu siti putuskan untuk menelepon edo, tapi sayang walaupun siti menelepon terus menerus tidak diangkat-angkat oleh edo, siti ulang terus menerus hingga suatu saat nomor yang edo pakai, tidak dapat dihubungi.

Hingga satu minggu kemudian, edo tetap saja tidak ada kabar, lalu siti menelepon ani “ani pacar aku kok tidak ada kabar satu minggu ini, aku takut terjadi apa-apa sama dia” ucap siti cemas, “iya nanti aku cari kabarnya dia sekarang” ucap ani, mereka pun lalu berbincang-bincang cukup lama, dan dua hari kemudian. Ani memberi kabar melalui pesan singkat “siti, kamu cari aja yang lain udah lupain aja edo” ucap ani dalam pesan singkan, siti yang membaca pesan singat itu lalu marah, “maksud kamu apa ani” ucap siti dalam pesan singkat, tapi tidak ani balas, lalu siti telepon ani berkali-kali tetap tidak diangkat. Lalu siti berpikir “ada apa ini, kenapa semuanya seperti melupakanku” ucap siti dalam hati, lalu siti membuka facebook membuka twitter mencari tau apa yang sebenarnya terjadi, tapi apa yang dilakukan siti percuma.
Hingga malam hari siti tertidur, ia bermimpi edo mendatanginya dan berbicara “siti kamu adalah perempuan yang paling manis, siti tanpa kamu hidup aku mati” ucap edo dalam mimpi siti, saat pagi hari terdengar bunyi handphone yang membangunkan siti, lalu siti angkat telepon itu tanpa melihatnya “hallo sit, maaf ya kata-kata yang kemarin” ucap ani, “maksud kamu apa, bicara seperti itu” ucap siti, “itu pesan dari edo untuk kamu, karena dia enggak pengen kamu tau” ucap ani, “emang edo kenapa ni, tolong kamu jujur ke aku” ucap siti, “edo sit edo” ucap ani, “edo kenapa” ucap siti cemas, “edo koma, selagi aku kesana edo berpesan ke aku supaya aku gak ngasih kabar ke kamu dia nyuruh aku untuk bilang lupain aja edo gitu, maaf ya sit aku harus boong” ucap ani, telepon pun siti matikan lalu siti menangis, ia buru-buru mencari papahnya dan memberi tau semuanya “ada apa nak, kenapa kamu menangis” ucap papah siti, “edo koma pah, pah aku harus kesana pah” ucap siti memohon, “tapi nak” ucap papah siti, “plis pah siti mohon” ucap siti, “ya udah papah cari tiket untuk hari ini” ucap papah siti, “makasih ya pah ucap siti sambil menangis.

Sore hari siti berangkat, lalu siti menemui ani, “sit kamu sabar ya, kita berdoa aja biar edo cepat sembuh” ucap ani, “sekarang edo dimana” ucap siti, ayo masuk ke mobil” ucap ani. Sesampai tiba di sana di ruangan edo di rawat, “edo” ucap siti pelan, siti pun lalu diam, siti pun langsung memegang tangan edo, sambil menempelkan tangan edo ke pipinya, tiba-tiba edo pun membuka matanya. “siti” ucap edo pelan, “apa do kamu udah sadar” ucap siti sedih, “hari ini indah karena kamu ada di sampingku, makasih ya siti” ucap edo, “yang penting kamu cepet sembuh ya edo” ucap siti tersenyum walau dia sedih, “cincin pemberian aku masih kamu pakai” ucap edo, “iya bagi aku ini sangat penting edo, karena ini barang pemberian kamu” ucap siti sambil meneteskan air mata “makasih ya siti kamu udah setia sama aku, selama ini kamu yang membuat hari aku ceria yang menghapus kesedihanku, aku mohon kamu jangan menangis, kamu adalah wanita yang tegar” ucap edo sambil menghapus air mata siti, saat edo menghapus air mata siti, tiba-tiba edo menutup mata dan sebuah alarm berbunyi dengan kencang, ani pun langsung memangil dokter, “edo jangan pergi do, jangan pergi, kamu adalah cowok yang terbaik buat aku” ucap rina menangis sambil memeluk edo.
Lalu dokter datang, ani dan siti disuruh menunggu di luar. Lalu ani menelepon kedua orangtua edo. Tak berapa lama kedua orangtua edo datang bersama adiknya edo. Tak berapa lama juga dokter keluar, “gimana dok keadaan anak saya” ucap sang bundanya edo, “maaf bu anak ibu sudah tiada” ucap sang dokter, siti, ani dan kedua orangtua edo berserta adik edo memasuki ruang dokter, siti langsung memeluk edo yang sedang berbaring tak bernyawa “edo kamu jangan tinggalin aku, kamu udah buat hidup aku seneng do” ucap siti kencang sambil menangis, “sudah dek, kita doakan saja biar edo tenang dan senang di alam sana” ucap bundanya edo, “iya de bapak juga sedih karena sudah kehilangan seorang anak” ucap sang ayah edo, ani yang berada di situ hanya melihat dan menahan tangis.

Siti pun mulai tenang dan mulai menerima semua ini. Akhirnya edo dibawa pulang untuk dimakamkan, siti pun ikut membaca yasin untuk mendoakan edo, setelah itu ia tidur menginap di rumah edo, setelah bangun tidur pagi itu, adik edo datang membawa sebuah buku dan memberinya kepada siti “apa ini” ucap siti kepada adik edo, “ini buat kakak kata kak edo, dia bilang ke mia kalau ini buat kakak, dan aku disuruh ngasih ini kalau kakak ada di rumah ini” ucap mia adik edo, “makasih ya dik” ucap siti sambil tersenyum, lalu adik edo pun pergi, lalu siti baca buku kecil yang bercoveran photo edo dan siti tersebu

“siti saat aku melihat kamu, perasaanku langsung senang, saat aku pacaran sama kamu aku sangat senang, wajahmu menyinarkan hatiku, kelembutan kamu membuat aku semangat untuk hidup, siti maaf ya aku harus memberitaukan ini sekarang”

Bunda edo pun memanggil siti, “siti, makasih ya telah menemani edo, bunda menyesal karena saat ia hidup bunda tidak mementingkan edo, padahal bunda tau dia punya penyakit liver, ya sudah tinggalkan masa lalu, sekarang ke bawah yuk” ucap sang bunda, akhirnya mereka ke bawah dan mereka menuju makam untuk menguburkan edo, selesai sudah hari ini, rina pun menginap di rumah ani, saat siti tertidur siti bermimpi “siti makasih ya, aku harap kamu senang, kalau kamu sedih aku sedih karena sudah kubilang diri kamu selalu ada di hati aku, jadi aku mohon kamu jangan sedih kalau kamu sedih aku juga sedih, kamu itu seperti perban di hati aku yang sakit” ucap edo di dalam mimpi siti sambil melambaikan tangan dan tersenyum dari jarak yang jauh, pagi pun tiba siti terbangun dengan senyum yang indah, lalu ia kembali lagi ke surabaya.

Sumber Klik Disini :